TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
KEPERCAYAAN
MASYARAKAT TERHADAP
PENGOBATAN
ALTERNATIF
Disusun oleh:
Nama : Fitria Nafisatin Nahari
NIM : I1A015032
Kelas : B (Sosiologi Kesehatan)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman modern
ini, manusia sudah berpikir rasional dan terjadi banyak sekali perkembangan dalam
berbagai aspek bidang, salah satunya dalam bidang kesehatan. Dalam bidang
kesehatan sendiri sekarang banyak peralatan dan teknologi canggih yang bisa
digunakan untuk membantu penyembuhan segala penyakit ataupun menghasilkan obat
yang nantinya juga membantu penyembuhan pasien. Akan tetapi, di saat teknologi
semakin maju dan berkembang kebanyakan masyarakat di Indonesia malah percaya
dan memilih pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional yang belum tentu
khasiat dan keasliannya.
Pengobatan alternatif memang bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat di Indonesia.
Sejak dahulu, pengobatan alternatif ini diberikan secara turun temurun. Mulai
dari pengobatan herbal, orang pintar, tokoh masyarakat atau tokoh agama. Jenis
pengobatan alternatif ada yang dapat dipertanggungajawabkan secara ilmiah,
khususnya karena kesesuaian dengan pengetahuan kedokteran atau biologi serta
ada juga yang masih belum mendapat penjelasan secara ilmiah. Meskipun begitu,
tentunya banyak alasan mengapa masyarakat masih mempercayai pengobatan
alternatif di zaman yang serba canggih ini karena beberapa pengobatan
alternatif telah terbukti memberikan hasil yang baik dalam menyembuhkan pasien.
Dalam pengobatan
alternatif, tidak semuanya berlabel
legal atau sesuai dengan standart pengobatan, sehingga tidak jarang banyak
oknum yang melakukan penipuan berkedok pengobatan alternatif. Bukannya
memberikan kesembuhan pada pasien, akan tetapi mereka malah memunculkan
penyakit lain atau efek samping yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara
medis. Oleh karena itu, diperlukan upaya standarisasi pengobatan alternatif .
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari pengobatan alternatif?
2.
Apa saja jenis-jenis dari pengobatan
alternatif?
3.
Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif?
4.
Bagaimana upaya standarisasi pengobatan alternatif
agar sesuai dengan standar keilmiahan?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari pengobatan alternatif
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis dari pengobatan
alternatif
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif
4.
Untuk mengetahui upaya standarisasi pengobatan
alternatif agar sesuai dengan standar keilmiahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengobatan Alternatif
Pengobatan alternatif merupakan upaya pengobatan atau perawatan di luar ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan.
WHO menyatakan bahwa pengobatan tradisional
atau pengobatan alternatif adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan
dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara
ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pengobatan
terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, ataupun sosial (dalam Agusmarni,
2012).
Menurut
Aakster, istilah alternatif mengacu pada sistem medis di luar metode normal
yang berlaku dengan beberapa ciri yang membedakannya dengan sistem medis
modern, seperti biayanya tidak dijamin asuransi kesehatan, metodenya tidak
diajarkan di perguruan tinggi, metodenya didasarkan pada pandangan lain
mengenai penyakit dan pandangan lain mengenai hubungan antara tenaga kesehatan
dengan penderita penyakit.
Pengobatan alternatif atau
pengobatan tradisional memahami penyakit tidak hanya dari aspek biologis tetapi
ada juga yang melibatkan aspek spiritual hingga supranatural.
B.
Jenis-Jenis Pengobatan Alternatif
WHO dalam buku panduan umum penelitian
pengobatan alternatif mengelompokkan pengobatan alternatif menjadi dua jenis
yaitu:
1.
Pengobatan berdasarkan herbal
Pengobatan
berdasarkan herbal dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Herbal, yaitu penggunaan bahan asli tanaman
seperti bunga, buah-buahan, akar, atau bagian lain dari tumbuhan yang digunakan
untuk pengobatan.
b.
Bahan-bahan tanaman, termasuk jus segar, getah,
minyak olahan, minyak asli, resin, dan powder tumbuhan. Di beberapa negara,
material-material tumbuhan tadi sudah ada yang diolah dengan prosedur yang
dikembangkan masyarakat local, penguapan (steaming), pemanggangan (roasting),
pencampuran dengan madu (strir-baking with honey), alkoholik, dan
bahan-bahan lainnya.
c.
Pengolahan herbal (herbal preparations).
Pengolahan tumbuhan dilandaskan pada produk tumbuhan yang sudah diselesaikan,
atau beberapa produk pengolahan tanaman hasil dari ekstraksi, pelarutan
fraksinisasi, purifikasi, konsentras, atau proses pengolahan fisikawi dan
biologi lainnya. Jenis pengobatan ini termasuk pengolahan yang dicampur dengan
madu, alcohol, atau yang lainnya.
d.
Produk tanaman terakhir (finished herbal
products). Kelompok yang termasuk jenis ini adalah pengolahan bahan
tanaman, baik dari satu atau lebih dari jenis tanaman yang digunakan.
2.
Terapi yang berdasarkan prosedur tradisional
Terapi yang
berdasarkan prosedur tradisional adalah terapi-terapi yang digunakan dengan
teknik yang bervariasi, terutama yang tanpa menggunakan medikasi. Misalnya
akupuntur dan teknik-teknik yang terkait chiropractice, osteopathy, manual
therapies, qigong, tai ji, yoga, naturopathy, thermal medicine, dan terapi
fisik lainnya, serta terapi mental, spiritual, atau terapi mind-body.
Berdasarkan unsur-unsur agen yang digunakan
dalam proses pemberian layanan pengobatan atau layanan kesehatan, pengobatan alternatif
dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Herbal-agency. Pengobatan alternatif yang menggunakan
tanaman, baik bahan asli maupun olahannya (ramuan) sebagai bahan pengobatan
alternatif.
b.
Animal-agency. Pengobatan alternatif yang menggunakan hewan,
baik bahan dasar hewan, hasil, maupun perantara sebagai bagian dari proses
layanan pengobatan alternatif.
c.
Material-agency. Pengobatan alternatif yang menggunakan
bahan-bahan material bumi sebagai bahan layanan pengobatan alternatif. Misalnya
tusuk jarum, air, dan terapi Kristal.
d.
Mind-agency. Pengobatan alternatif yang menggunakan kekuatan
jiwa sebagai bahan layanan pengobatan alternatif. Misalnya saja energy chi,
prana, spiritual, dan hipnoterapi.
e.
Event-agency. Pengobatan alternatif yang menggunakan sifat,
gejala, fenomena, peristiwa sebagai bahan layanan pengobatan alternatif.
Misalnya suara music, warna, gelombang atau elektromatik, listrik, panas, atau aromaterapi.
f.
Manajemen-life agency. Pengobatan alternatif yang menggunakanhukum
alam hidup, sebagai bagian dari proses layanan pengobatan alternatif. Kemampuan
mengelola hidup menjadi sesuatu hal yang mendasar dalam proses pengembangan
pengobatan alternative. Misalnya olahraga, diet, budaya makan, gaya hidup,
serta pengembangan berfikir positif.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat
Memilih Pengobatan Alternatif
Menurut Foster dan Anderson (dalam Agusmarni,
2012) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan
alternatif atau tradisional yaitu :
1.
Faktor Sosial
Salah satu faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial adalah sugesti yaitu pemberian suatu pandangan atau pengaruh
oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut
mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
2.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempunyai peranan besar dalam
penerimaan atau penolakan suatu pengobatan.faktor ini diperkuat dengan persepsi
masyarakat bahwa pengobatan alternatif membutuhkan sedikit tenaga, biaya, dan
waktu (dalam Agusmarni, 2012).
3.
Faktor Budaya
Budaya merupakan suatu pikiran, adat-istiadat,
kepercayaan, yang menjadi kebiasaan masyarakat (dalam Agusmarni, 2012).
Nilai-nilai budaya yang dominan pada individu sangat mempengaruhi pembentukan
kepribadian Individu. Dalam hal ini budaya dipengaruhi oleh suku bangsa yang
dianut oleh pasien, jika aspek suku bangsa sangat mendominasi maka pertimbangan
untuk menerima atau menolak didasari pada kecocokan suku bangsa yang dianut.
Semua kebudayaan mempunyai cara-cara pengobatan, beberapa melibatkan metode
ilmiah atau melibatkan kekuatan supranatural dan supernatural.
4.
Faktor Psikologis
Peranan sakit merupakan suatu kondisi yang
tidak menyenangkan, karena itu berbagai cara akan dijalani oleh pasien dalam
rangka mencari kesembuhan maupun meringankan beban sakitnya, termasuk datang
kepelayanan pengobatan alternatif (dalam Agusmarni,2012).
5.
Faktor Kejenuhan Terhadap Pelayanan Medis.
Proses pengobatan yang terlalu lama menyebabkan
si penderita bosan dan berusaha mencari alternatif pengobatan lain yang
mempercepat proses penyembuhannya.
6.
Faktor Manfaat dan Keberhasilan
Keefektifan dari pengobatan alternatif menjadi
alasan yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan alternatif.
7.
Faktor Pengetahuan
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata, telinga, atau pikiran yang merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (dalam Agusmarni, 2012). Pengetahuan didapatkan
secara formal dan informal.
D.
Upaya Standarisasi Pengobatan Alternatif
Untuk
dapat dimanfaatkannya pengobatan alternatif
dalam pelayanan kesehatan, banyak yang harus diperhatikan. Salah satu
diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang sangat penting adalah upaya
standarisasi. Diharapkan, dengan adanya standarisasi ini bukan saja mutu
pengobatan alternatif akan dapat ditingkatkan, tapi yang penting lagi munculnya
berbagai efek samping yang secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan,
akan dapat dihindari.
Pengertian
standarisasi adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna, yang dipakai sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice
Guideline, 1990). Standart menunjukkan pada tingkat ideal tercapai tersebut
tidaklah disusun terlalu kaku, tetapi masih dalam batas-batas yang dibenarkan
disebut dengan nama toleransi.
Syarat
suatu standar yang baik dipandang cukup penting yaitu:
1.
Bersifat jelas
Artinya
dapat diukur dengan baik, termasuk ukuran terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang mungkin terjadi.
2.
Masuk akal
Suatu standart yang tidak masuk akal, bukan saja akan sulit
dimanfaatkan tetapi juga akan menimbulkan frustasi para profesional.
3.
Mudah
dimengerti
Suatu standart yang tidak mudah dimengerti juga akan menyulitkan
tenaga pelaksana sehingga sulit terpenuhi.
4. Dapat
dipercaya
Tidak ada gunanya menentukan standart yang sulit karena tidak akan
mampu tercapai. Karena itu sering disebutkan, dalam menentukan standart, salah
satu syarat yang harus dipenuhi ialah harus sesuai dengan kondisi organisasi
yang dimiliki.
5. Absah
Artinya ada hubungan yang kuat dan dapat didemintrasikan antara
standart dengan sesuatu ( misalnya mutu pelayanan ) yang diwakilinya.
6. Meyakinkan
Artinya mewakili persyaratan yang ditetapkan. Apabila
terlalu rendah akan menyebabkan persyaratan menjadi tidak berarti.
7. Mantap, Spesifik dan
Eksplisit
Artinya tidak terpengaruh oleh perubahan oleh waktu,
bersifat khas dan gamblang.
Dari ukuran tentang standar dan pengobatan alternatif
sebagaimana dikemukakan diatas, dapat dipahami bahwa upaya standarisasi
pengobatan tradisional di Indonesia, tidaklah semudah yang diperkirakan.
Sebagai akibat ditemukannya konsep pengobatan alternatif atau tradisional yang
sangat supranatural yang satu sama lain tampak sangat berbeda, menyebabkan standarisasi
akan sulit dilakukan.
Untuk ini
menyadari bahwa menerapkan pendekatan kesembuhan penyakit masih sulit
dilakukan, maka untuk sementara cukup diterapkan pendekatan tidak sampai
menimbulkan efek samping, komplikasi atau kematian.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengobatan
alternatif merupakan upaya pengobatan atau perawatan di luar ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan berdasarkan
himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan
secara ilmiah ataupun tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan
pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, ataupun social.
Ada berbagai jenis pengobatan alternatif yang
bisa dipilih masyarakat serta factor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
memilih pengobatan alternatif.
Upaya standarisasi pengobatan alternatif
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pengobatan alternatif agar
sesuai dengan standar keilmiahan serta menghindari kemungkinan terjadinya efek
samping yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara medis.
B.
Saran
Masyarakat harus lebih kritis dan selektif
dalam memilih dan memanfaatkan pelayanan pengobatan alternatif agar tidak
mendapat kerugian atau efek samping di kemudian hari.
Pemerintah harus lebih menggalakkan lagi upaya
standarisasi pengobatan alternatif di Indonesia agar mutu pengobatan alternatif
tersebut meningkat serta sesuai dengan standar keilmiahan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Y, Idward. 2012. Seberapa Besar Manfaat Pengobatan Alternatif.
http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/seberapa-besar-manfaat-pengobatan-alternatif/?print=print, diakses pada 1 Januari 2016
Zulkifli. 2004. Pengobatan
Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif Harus Dilestarikan. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli5.pdf, diakses pada 1 Januari 2016
Assalamualaikum WR. WB
ReplyDeleteSelama Sejahtera Bagi Kita Semua.
Sayadikit Saya Mau Menceritakan Kisah Hidup Saya, suami saya telah sakit Selama 7 tahun Dan selama 7 tahun itu dia hanya bisa berbaring di tempat tidurnya saja. Hampir semua rumah sakit parektek telah saya datangi untuk mengobati suami namun hasilnya tetap sama. Kata Dokter Suami Kena VERTIGO. tapi walaupun suami makan obat dari dokter tapi hasilnya nihil dan pada ahkhirnya saya direkomendasikan oleh teman untuk menjadi jasa pengobagan alternatif, saya dikenalkan oleh seorang kiai bernama H. JAYADI. Akhirnya saya menghubunhi beliau lewat pesan whatsapp setelah itu saya sampaikan keluhan suami saya kebeliau dan akhirnya beliau setuju untuk menhobati suami saya. Syukur Alhamdulillah Yang Tiada Terhingga, Hanya Dengan satu kali pongobatan saja oleh beliau suami saya sudah bisa bangun dari tempat tidurnya, itupun pengobatannya lewat hp karna kami tdk bisa membawa suami langsung ketempat H. JAYADI karna jaraknya yg sanagat jauh. Singkat cerita siami saya kini telah sembuh totol dari penyakitnya dan sekarang dia sudah bisa berakstifitas dan bekerja lagi tanpa ada keluhan sama sekali.
Sykur Alhamdullih Kami Panjatkan Kepada Tuhan Yg maha Kuasa Yg telah Memberikan Kesembuhan Kepada Suamiku berkat bantuan Pak Haji Jayadi.
Jika Teman mengalami berbagai macam jenis penyakit medis dan nomedis ( nyata/gaib ). Silahkan konsultasikan dengan Pak Haji Jayadi Dan Semoga Kita Semua Diberikan Kesehatan Oleh Tuhan. AAMIIN
Info Nomor Whatsapp Pak H. Jayadi
Klik Link Wa Pada Nomor dibawah:
+601161205699
Terima Kasih
Wassalamualaikum WR. WB